Sebenernya sih ini surat bukan gw yang bikin tapi Raditya Dika, penulis novel Marmut Merah Jambu itu loh! Gw terinspirasi bikin tulisan kaya gini, karena gw suka banget salah satu bayolannya di novel Marmut Merah Jambu yang judulnya "Surat Kepada Mentri Perdagangan". Bagi yang udah tau sih, nolstagia aja ya! tapi kalo ada yang belom tau biar gw share disini, tapi lebih afdholnya lagi kalo lo baca keseluruhan isi novelnya Dika ini, dijamin NGAKAK! hahhahaa.Jadi awal mula Dika bikin surat ini tuh ceritanya awal tahun 2008, harga tempe sama tahu tiba2 melonjak naik. Banyak orang kesusahan yang gak bisa beli bahan dasar ini, apalagi warga miskin. Terus Dika berpikir mencoba untuk mencari tau sebab naiknya harga tempe sama tahu. Dan Dika langsung nulis surat ke Mentri Perdagangan, yang isinya seperti dibawah layar televisi ini (loh kok?)Kpd. Yth Ibu Marie Elka PangestuMenteri PerdaganganDi Tempat.Dengan hormat,
Selamat siang Ibu, apa kabar? Mungkin Ibu tidak kenal sama saya, karena saya tidak kenal sama Ibu. Mungkin Ibu kenal sama Joko, pedagang teh botol di depan Departemen Perdagangan, nah itu sahabat karib saya.. kita dulu sering maen layangan bareng, sampai akhirnya dia mati ditabrak tukang es krim Walls. Baik sekali si Joko itu, gampang dihutangin. Mungkin Ibu juga kehilangan Joko, saya dengar dia termasuk tukang teh botol yang baik hati. Maaf, saya jadi ngelantur, ini pertama kali saya menulis surat kepada seorang Menteri. Kecuali Menteri sunat waktu SD dulu, eh tunggu.. itu mantri, deng.
Maksud saya menulis surat ini adalah berbagi hasil analisa saya terhadap naiknya harga tahu dan tempe. Naiknya harga tersebut, bukanlah karena kurangnya produksi kedelai lokal, seperti yang diberitakan di koran-koran. Ya, bukan. Ibu kaget kan? Saya juga. Mama saya kaget. Adek saya kaget. Pembantu saya juga kaget, tapi kalo dia kaget ngeliat tiba-tiba Deni Cagur & Mama Heni tereliminasi di Supermama. Oh, Ibu juga kaget? Tidak udah khawatir, Bu, masih ada Kiki Farel & Mama Dahlia. Maaf, kalo ngomongin Supermama saya jadi susah fokus.
Langsung saja saya beritahukan kepada Ibu,penyebab naiknya harga tahu dan tempe adalah: Kangen Band.Ya, mungkin Ibu terkaget-kaget. Mungkin Ibu menganga tidak percaya. Mungkin Ibu suka poco-poco, saya juga suka. Memang, saya juga kaget ketika saya mengetahui fakta ini. Apa hubungan Kangen Band dengan harga tahu/tempe? Karena eh karena, pedagang tahu/tempe dan tempe terinspirasi oleh sukses Kangen Band yang berangkat dari tukang cendol. Mereka pun beramai-ramai main band, berharap juga jadi terkenal. Mereka punberhenti jualan tahu/tempe.
Hal ini sangat berimbas terhadap perekonomian kita: supply tahu/tempe di pasaran jadi berkurang karena gak ada yang jualan, karena supply berkurang, harga menjadi naik (sesuai dengan hukum ekonomi). Biar gampang, berikut grafik yang saya siapkan untuk menjelaskan fenomena bombastis ini:
pengaruh kemunculan Kangen Band terhadap harga tahu/tempe
Kurva supply sebelum ada Kangen Band (S) bergeser menjadi Si. Sedangkan, kurva demand (D) tetap. Imbasnya:kuantitas turun, harga naik. Bisa kita lihat, ternyata kehadiran Kangen Band secara otomatis berpengaruh besar terhadap kenaikan harga tahu/tempe. Serem sekali, bukan?
Harap Ibu ketahui, saya penggemar berat Kangen Band. Saya tidak ada maksud untuk memojokkan Kangen Band. Untuk membuktikan cinta saya, saya membuat Band bernama Chong, dengan harapan ketika main bareng kami bisa berentet disebut menjadi Kangen Band Chong. Ibu juga suka Kangen Band? Oh tidak makasih? Gak papa kok, Bu. Peace.
Sekian surat saya, semoga menjadi bahan pertimbangan untuk kebijakan-kebijakan ekonomi yang akan datang. Sekadar informasi, saya ini orang yang pintar. Bukan pintar ekonomi-matematika, tapi benar-benar orang pintar: bisa ngeliat hantu, masukin jin ke dalam botol, gitu-gitu deh. Solusi saya untuk krisis harga tahu/tempe ini cukup simpel: kawinkan saya dengan Sandra Dewi. Saya tidak tahu apakah harga akan turun, yang jelas saya akan sangat bahagia.
Oh ya, sekalian… ibu tertarik ikut MLM?Saya kebetulan punya produk bagus. Terimakasih.Hormat saya,
Raditya DikaWarga Negara yang Peduli & Gaul Berat
Rabu, 15 Desember 2010
Surat Kepada Mentri Perdagangan
tulisan milik ELVIRAHOLICS pada jam 05.09